Ya Rabb ...
Aku ingin berkata sederhana ...
Aku ingin melupakan keinginanku ...
Aku ingin mengabaikan rasa laparku ...
Aku ingin mengabaikan sahabat-sahabatku di sini sejenak ...
Aku ingin melupakan perbedaan antara aku dan sekelilingku ...
Saat ini ...
Aku ingin memohon ampun atas ketidakberdayaanku pada saudaraku di Palestina
Aku haru dan runtuhkan air mata pada seluruh panjat doaku
Namun aku menjadi sangat fakir dengan keterbatasanku ini
Ampuni aku Ya Allah ...
Aku hanya mampu berdoa pada Saudaraku di Palestina yang bahkan untuk menghela nafas sesaatpun begitu sulit ...
Aku hanya bisa menahan amarah berat di kerongkongan atas apa yang aku dengar, lihat dan rasakan ...
Aku hanyalah fakir yang menghitam legam pada keangkuhan diri ketika melihat tubuh kecil anak-anak Palestina berdiri tegap menjadi perisai kehormatan ... sementara aku di sini masih bernafas lega mengumbar senyum kehidupan dan masih sering mengingkari nikmat kebebasan hidup yang tlah Engkau berikan ...
Ampuni aku Ya Allah ...
Runtuhan air mata diri ini tak kan cukup mengimbangi perjuangan bunda-bunda di Palestina yang bahkan tak lagi dapat mengukur berapa banyak lagi sisa air mata yang akan mereka runtuhkan ke bumi mereka ...
Ampuni aku Ya Allah ...
walau segalanya adalah rahasiaMu jua,
ijinkan hambaMu yang dhaif ini tuk memohon melebarkan kecerahan indahnya kehidupan Saudaraku di Palestina
agar mereka lebih leluasa menghirup sejuknya embun pagi,
agar mereka lebih leluasa merasakan kehangatan mentari,
agar mereka lebih leluasa menyambut senja yang menentramkan,
dan agar mereka dapat tidur dalam malam bersama bintang-bintang yang mendamaikan ...
hingga entah kapan di suatu masa,
anak-anak Palestina leluasa bermain dan bermanja dengan ibunya,
bunda-bunda Palestina leluasa menyiapkan hidangan pagi di rumah surganya,
dan sang ayah leluasa mencium kening istrinya dan menggendong mutiara indahnya tuk menunaikan ibadah mencari nafkah di bumi-Mu Ya Rabb ...