bunda dan kesunyian ...
menembus waktu pada kehampaan langkah
sayap kerinduan mengantarkan pada suatu masa
... malam kesepuluh ramadhan yang agung
ketika suara indah yang slalu menemani hidup perlahan melemah
ketika pesan terakhir meruntuhkan air mata kami ke bumi
ketika belaian lembut tergambar jelas kan menghilang
dan ketika mimpi tentang masa depan pupus sudah
cerita kehidupan terasa terhenti pada nyanyian sunyi
karena lembayung penuh warna tak lagi hadir mengindahkan pandangan
karena para ksatria menjadi lemah tanpa senyum kesahajaannya
karena perannya tak tergantikan oleh siapa pun
dan ketika terik mentari mengakhiri langkah kami
unggukan tanah dan tatapan kehilangan terasa menyatu dalam kekuatan satu jiwa
tak kan ada lagi nasi putih yang membangkitkan semangat di pagi hari
tak kan ada lagi cerita dongeng menjelang tidur
tak kan ada lagi hardikan kasih sayang menyertai kenakalan kami
yang tersisa hanya untaian doa penuh makna untuknya
dan keteguhan hati menjaga pesan-pesan indahnya
yang kan slalu menyertai langkah kami
walau kini air mata berulang menyertai ungkapan kerinduan,
dan kehampaan kebahagiaan slalu menyertai tanpa hadirnya
namun doa kami semoga di suatu masa ...
kami dapat kembali mendekap erat tubuhnya
dalam keindahan surga-Nya
tuk kembali merasakan wangi nafas sang bunda ...
selamanya ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment