karena cinta tak berwujud ...
karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya bagai menahan sinar mentari menyapa bumi
karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya bagai menggapai cakrawala yang tak bertepi
karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya bagai merindukan bintang datang di siang hari
karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya bagai memeluk nafas yang tak terhenti
karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya bagai mencari jawaban mengapa hati tak menampakkan diri?
karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya bagai menuai lelah dalam mengejar bayangan
karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya bagai menghadirkan cinta dalam cinta
karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya adalah sekedar menyapa semesta kebaikan dalam cinta
dan karena cinta tak berwujud
maka mewujudkannya adalah membuka jendela hati tuk merasakan kehadiran Sang Pemilik Cinta ....
Tuhan Semesta Alam Yang Maha Wujud ...
sepucuk surat untuk sahabat
sahabat,
walau jejakmu terlalu indah tuk kulupakan
namun aku tak kuasa mengulang waktu tuk kembali berputar
aku masih ingin leluasa kembali tersenyum dengan kalian
aku masih tak puas tertawa dan bercanda tuk mewarnai lukisan hidup ini
aku masih merindukan saat-saat dimana kita saling berbagi keluh kesah
sahabat,
aku mencoba pasrah dan bersandar kepada waktu
karena kita harus menempuh jalan hidup yang berbeda
biarlah bulan dan bintang menjadi saksi buat kita
bahwa kita tlah melewati masa-masa indah
dimana pertautan hati kita tlah menjadi bukti keindahan berbagi
sahabat,
perpisahan itu detik demi detik terasa begitu dekat dan mencekam
aku tak mau ketika itu terjadi … akan membuat kepiluan yang dalam di hati
karena aku yakin aku tak kan kuat melepasmu
sahabat,
ketika jarak memisahkan
sisipkan aku di setiap sela hatimu
ajak aku menangis ketika engkau bersedih
ajak aku tersenyum ketika bahagia menyertaimu
sahabat,
ketika saat perpisahan itu menjelang
biarkan aku memelukmu sepuasnya …
agar aku bisa berbisik dengan leluasa tentang seluruh maaf tulusku ketika terkadang aku membuatmu menangis
agar aku bisa turut merasakan begitu berartinya kehadiranmu dalam sisi episode cerita hidupku
sahabat,
esok hari atau lusa, kita akan menjemput impian berikutnya
masa depan tlah menunggu kita
dan ukiran hari-hari kemarin semoga akan menjadi bekal yang sangat berarti untuk harapan dan cita kita
aku undur pamit sahabatku …
aku kan slalu merindukanmu dalam setiap sisi ruang dan waktuku
kutunggu dirimu dalam setiap mimpiku, seperti aku yang kapan pun slalu siap tuk hadir ... tuk kau ajak dalam setiap mimpi malammu ...
sajak bidan, sajak wanita sejati
dan engkaulah wanita sejati yang mensucikan niatmu
ketika kertas dan pena menahan rindumu kepada sang kekasih
ketika keringat sang ayah menghembuskan nilai-nilai ketegaran
ketika doa sang bunda menyertai bangun malamnya untukmu
dan engkaulah wanita sejati dalam setiap kelemahanmu
ketika Tuhan tersenyum dalam amarah yang menyertai kekesalanmu
ketika Tuhan menegurmu saat engkau melupakan ayah dan bunda
ketika Tuhan menyayangimu dengan slalu menjaga akal dan hatimu
dan engkaulah wanita sejati yang tak bisa menyembunyikan lelahmu
ketika gelap dan dinginnya malam menemani sendirimu
ketika resahmu menyertai harapan kehadirannya ke dunia
ketika engkau slalu bertahan dalam kantuk yang mengusikmu
dan engkaulah wanita sejati yang turut menghadirkan selaksa kehidupan
ketika tangis si kecil menggemakan seluruh alam
ketika sang ibu mengembangkan selarik senyum dalam haru dan runtuh air matanya
ketika senyum sejenakmu tak tertahan saat tugas muliamu tlah engkau tunaikan
karna saat itu, sebutir keringatmu melahirkan benih titian tangga menuju surgamu
karna saat itu, lelah kantukmu mematangkan pelangi-pelangi ibadahmu
dan karna saat itu, engkau pun turut tersenyum dalam larutnya bahagia sekitarmu
lalu engkau pun berkata: “ayah dan bunda, aku tlah menghadirkan sebutir baktiku padamu”
hingga di suatu masa,
engkau tersadar bahwa segala pengorbananmu tlah mengepakkan sayap-sayap malaikat tuk mengantarkanmu menuju pintu surga …
karena aku ingin kembali
dalam diam,
sayap-sayap hidupku semakin menipis …
aku memandangi berseraknya tanpa air mata
dalam diam,
lurus tatapku terbias oleh siluet dunia …
dan aku tak berdaya dalam setiap heningku
dalam diam,
bundaku slalu berbisik dalam setiap butiran-butiran khilafku …
dan hembusan angin malam slalu menusuk jantung hingga membuatku terlelap
dan dalam diam,
Engkau slalu membuka jendela hati ini
agar nyanyian dara leluasa memutihkan pagiku
agar sang surya tak lelah menyusup menghangatkanku
agar biru laut leluasa mengimbangi penatku
hingga aku tersenyum dalam gita senja yang damai
hingga gugusan bintang menjagaku kembali dalam lelapku
karena aku ingin kembali …
melepas kerinduan di hati
dalam air mata yang suci
dalam kilauan cinta-cinta yang menentramkan
dan dalam naungan cahaya yang tak kan pernah padam
hanya Engkau
hanya Engkau dan karena Engkau,
lalu nebulapun menjadi indah ... seindah mawar merah
hanya Engkau dan karena Engkau,
lalu jantungpun menjadi berdetak ... seharmonis embun menetes
hanya Engkau dan karena Engkau,
lalu hijau daun pun menjadi cerah ... secerah mentari menyinari bumi
hanya Engkau dan karena Engkau
maka aku tertunduk bersama tunduknya gugusan bintang dan zahra mengitari pasangannya ...
lalu hanya Engkau dan karena Engkau
maka aku slalu hadir untuk dirinya
life must go on
tlah kulewati selaksa makna dalam warna-warni nafasku
adalah memulai dari santunnya padi menguning
lalu menuntun laku bersama pesta kembang gula
diiringi melodi romansa tak berbekas
dan terhimpit dalam sendagurau keinginan
ah,
apakah aku tlah lelah?
atau aku mencercau sendiri dalam kepura-puraan hati?
kemudian pria kecil itu sejenak membawa angan
sementara otakku sibuk dengan lembaran tak berharga
Ya Tuhan,
mengapa Engkau tak kunjung sisipkan semesta kenyataan?
sementara aku sadar bahwa diam dan senyum manisku tak kan menembus kesucianMu
aku terhenyak pada saat-saat sepi seperti ini ...
namun aku tak ingin kesunyian ini menderaku tuk melemahkanku
aku masih merindukan cerita pagi bersama burung mungil yang lucu
aku masih merindukan hembusan angin surgawi dalam kehangatan mentari
hingga damai senja itu datang menjemputku
hingga aku terlelap kembali dalam kesepian malam panjangku
hingga aku menatap wajah-wajah indah berseri dalam genggamanMu
Ya Tuhan,
aku tak ingin lelah
aku tak ingin lelah ...
tetaplah Engkau slalu di sampingku
tetaplah Engkau utus keramaian suara yang slalu membawa selarik makna hidup yang begitu dalam
tetaplah Engkau pentaskan keindahan panorama alam yang tlah melunakkan sejuta keangkuhanku
dan tetaplah Engkau menjaga hati ini dari kekusaman tipu muslihat ...
karena hidupku tak terhenti dalam kekekalanMu
karena Engkaulah sebaik-baik pembawa semangat hidup
karena kutahu sayangMu slalu menutupi murkaMu ...
sajak kampung halaman
terhenyakku dalam nafas yang teratur
karna namamu slalu hinggap dalam setiap helaiannya
tertundukku dalam tatapan yang nanar
karna namamu slalu melekat dalam setiap sorotnya
lelahku yang menghantui
pijakanku yang terasa retak
rantai yang membelenggu
suara hati yang tak bosan
aku harus ke mana?
sedangkan jasadku slalu mengingatkanku
sedangkan jiwaku slalu menginginkannya
sedangkan akal dan hati ini slalu menatap langit
sedangkan jiwa yang lain tak banyak membelaiku
aku menangis dalam kesunyian yang melelahkan
aku mencoba teriak dalam keramaian suara-suara sumbang
dan berpisah denganmu tak lebih dari keniscayaanku
karena keniscayaanku adalah tak ingin jauh darimu
turun ke dunia ...
dia datang bersama terangnya
lalu kulihat dirimu menikmati angan bersamaku atau bersama dia
wahai engkau yang kusayangi
jangan lupakan hadirku dan hadirnya
karena engkau tahu, aku dan dia tak pernah lelah menemanimu
tak pernah lelah menemanimu dalam fikirmu
tak pernah lelah menamanimu dalam khilafmu
wahai jiwa yang tlah dimuliakan Sang Kekasih
ku ingin engkau slalu memaknai tentang hadirku dan hadirnya ... tentang kesetiaanku dan kesetiaannya tuk menemanimu
karena aku dan dia bersatu dalam waktu
dan waktu tak kan pernah terhenti karenamu ...
hingga suatu saat nanti engkau meninggalkanku bersama malam
dan engkau pun meninggalkannya bersama siang
hingga engkau tersadar dalam diammu
karena saat itu aku dan dia tak hadir lagi dalam kesunyianmu
kecuali amalmu yang slalu setia menemanimu hingga surgaNya datang untukmu
karena aku hanyalah bintang ... seperti dia pun hanya sang mentari yang fana dan tak lebih kekal sepertimu ...
Subscribe to:
Posts (Atom)