tentang ruang rindu dan lima kurva
di atas roda dalam genggaman malam
benakku bergulir ramah menyapa lima kurva
warna dan bentuk lekukannya berujar tentang kerinduan menepiskan sepi
dan titik-titik yang melukiskannya mengisyaratkan banyak makna
sesaat aku terhanyut dengan rona wajah pada sisi kota
semu merahnya bagai keluguan bidadari menjemput secuil rasa,
yang tak mampu mengimbangi kilauan biru langitnya gejolak hidup
hingga warna-warni lukisan kurva itu menepi pada satu titik
... dan lagi ...
titik itu bukanlah singularitas
titik itu bukan pula ledakan dahsyat
titik itu sekedar isyarat makna tanpa kekuatan berbagi dalam keikhlasan
lalu aku terhenti pada sudut kota itu
aku kembali mencoba menghitung hembusan nafas pada lima kurva itu
ketika lingkaran khilaf tak tertembus cahaya
maka menggulirkan butiran air mata terasa menjadi penyejuk hati,
dan tertunduk sunyi kembali menjadi teman sepi ...
[Bogor: when 2007 comes true]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment